Upaya Penyuluh Agama Islam Berdampak: Eco-Enzym Jawaban Atas Rusaknya Ekosistim Masyarakat Kota Bengkulu Menuju Zero Waste Minded
DOI:
https://doi.org/10.52188/psnpm.v5i1.1568Keywords:
IIslamic Religious Counselor, Eco-Enzyme, Zero Waste, Ecotheology, Urban EnvironmentAbstract
Kerusakan lingkungan di kawasan perkotaan merupakan akibat dari perilaku masyarakat yang cenderung konsumtif dan eksploratif terhadap sumber daya alam tanpa diimbangi dengan kesadaran ekologis. Kondisi tersebut menyebabkan penurunan fungsi ekosistem dan meningkatnya volume sampah organik yang tidak terkelola. Sebagai respon terhadap permasalahan ini, penyuluh agama Islam di KUA Kecamatan Sungai Serut Kota Bengkulu berupaya mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dengan kesadaran ekologis melalui gerakan eco-enzyme dan penerapan prinsip zero waste minded. Penelitian pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pelestarian lingkungan berbasis nilai-nilai agama.
Metode yang digunakan adalah pendekatan partisipatif-edukatif, di mana penyuluh berperan sebagai fasilitator, motivator, dan edukator. Kegiatan dilaksanakan melalui sosialisasi dan edukasi konsep eco-enzyme dan zero waste, pelatihan praktik pembuatan cairan eco-enzyme, percontohan kebun organik, serta kolaborasi dengan komunitas lingkungan seperti Eco-Enzyme Bengkulu dan Perbanusa Bhakti Lingkungan Jaya. Evaluasi dilakukan melalui observasi dan wawancara terhadap peserta untuk menilai perubahan pemahaman dan perilaku terhadap pengelolaan sampah organik.
Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga melalui produksi eco-enzyme, penggunaan pupuk organik alami, serta penerapan prinsip 5R (Refuse, Reduce, Reuse, Recycle, Rot) dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat binaan juga mulai membentuk jejaring lingkungan yang mendukung gerakan zero waste berkelanjutan.
Kesimpulannya, kegiatan penyuluhan agama Islam berdampak signifikan dalam membangun kesadaran religius-ekologis masyarakat perkotaan. Pengintegrasian dakwah dengan gerakan eco-enzyme terbukti efektif dalam menumbuhkan gaya hidup ramah lingkungan serta mendukung visi “Kemenag Berdampak” dalam penguatan ekoteologi dan pelestarian bumi.
 
						 
							

