Jurnal Pendidikan Fisika dan Sains (JPFS)

E Eksperimen gelombang optik: kajian tentang pembentukan titik pada mata normal

This research is motivated by the importance of understanding the concept of image formation in normal eyes, specifically the relationship between the focal point distance of the lens in an unaccommodated eye. This study aims to determine the formation of the image and the focal point in a normal eye. The study used a qualitative approach with an experimental design. Data were collected by varying the distance of the object to the screen to measure the focal point formed. The experimental results show that the distance of the focal point to the eye in an unaccommodated eye or an abnormal eye with a +100, +50 lens tends to be closer. When the eye is normal, the distance of the focal point to the eye can be maximum and tends to be further away. The average focal point value obtained from the experiment was around 15 cm. These results prove that the focal point distance in an unaccommodated and accommodating eye tends to have a difference between far and near between 12 cm and 15 cm, but the focal point is a fixed characteristic of the lens. The findings of this study strengthen the understanding of geometric optics theory

Analisis Perbandingan Jarak Teoritis dan Ekperimen pada Sistem Optik Teroping bintang

Diana Fitriwati, Rafli Hakam Sepudin, Denia Maulani Hindasah, Adam Malik

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian antara hasil perhitungan teoritis dan hasil eksperimen pada sistem optik teropong bintang. Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah adanya perbedaan hasil pengukuran antara teori dan praktik yang sering muncul pada pembelajaran optika di laboratorium fisika. Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimen kuantitatif dengan pendekatan deskriptif-komparatif. Data diperoleh melalui pengukuran jarak bayangan dan perbesaran optik menggunakan dua lensa cembung dengan panjang fokus berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat selisih antara hasil teoritis dan eksperimen dengan rata-rata kesalahan relatif sebesar 4,6%. Perbedaan ini disebabkan oleh faktor ketelitian pengukuran dan penempatan posisi lensa yang tidak sejajar sempurna. Meskipun demikian, hasil eksperimen masih menunjukkan kecenderungan linier terhadap hasil teoritis. Penelitian ini berdampak positif terhadap peningkatan pemahaman konsep optika geometris dan ketelitian pengukuran dalam pembelajaran berbasis eksperimen.

A Analisis Kecepatan Rata-Rata Benda pada Variasi Ketinggian Bidang Miring dalam Praktikum Mekanika

TERA ALPA HIDAYAH TERA, Adam

Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji keterkaitan antara variasi ketinggian bidang miring dengan kecepatan rata-rata benda pada kegiatan praktikum mekanika dasar. Fokus permasalahan penelitian ini adalah sejauh mana perubahan ketinggian bidang memengaruhi besar kecepatan rata-rata yang dicapai benda. Metode yang digunakan berupa eksperimen sederhana, yaitu dengan mengukur waktu tempuh benda yang meluncur pada tiga variasi ketinggian bidang miring (rendah, sedang, dan tinggi) dengan jarak lintasan tetap sepanjang 0,5 meter. Setiap percobaan diulang sebanyak lima kali untuk memperoleh data waktu yang kemudian digunakan dalam perhitungan kecepatan rata-rata. Berdasarkan hasil pengamatan, ditemukan bahwa peningkatan ketinggian bidang miring menyebabkan bertambahnya kecepatan rata-rata benda. Nilai kecepatan rata-rata masing-masing diperoleh sebesar 0,29 m/s pada bidang rendah, 0,32 m/s pada bidang sedang, dan 0,42 m/s pada bidang tinggi. Temuan ini menunjukkan bahwa semakin besar energi potensial gravitasi suatu benda, semakin tinggi pula kecepatan yang dihasilkan saat benda bergerak menuruni bidang miring. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara ketinggian bidang miring dan kecepatan rata-rata benda dalam gerak lurus.

Analisi Karakteristik Arus dan Tegangan pada Rangkain Listrik Sederhana Berdasarkan Hukum Ohm

Diana Fitriwati, Denia Maulani Hindasah, Rafli Hakam Sepudin, Adam Malik

Study of Heat Transfer and Determination of Specific Heat Capacity of Metals

Penelitian mengenai perpindahan kalor dan penentuan kapasitas kalor jenis logam bertujuan untuk memahami bagaimana energi panas berpindah antar material serta mengukur kemampuan berbagai logam dalam menyimpan panas. Pada percobaan ini, prinsip kalorimetri digunakan untuk menentukan kapasitas kalor jenis beberapa logam dengan mengamati perubahan suhu ketika sampel logam yang telah dipanaskan dicelupkan ke dalam air. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan hukum kekekalan energi dengan asumsi bahwa kehilangan panas ke lingkungan dapat diabaikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa logam dengan kapasitas kalor jenis yang lebih rendah, seperti tembaga, mengalami perubahan suhu lebih cepat dibandingkan logam dengan kapasitas kalor jenis lebih tinggi, seperti aluminium. Temuan ini menegaskan pentingnya sifat termal dalam penerapan teknik, khususnya dalam pemilihan material dan perancangan sistem perpindahan panas.

Kata kunci: Perpindahan kalor, kapasitas kalor jenis, logam.

A MATLAB-ASSISTED STATISTICAL PHYSICS E-MODULE BASED ON FLIP PDF PROFESSIONAL FOR LEARNING HEAT CAPACITY OF SOLIDS AND BLACKBODY RADIATION

Sonya

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan mengevaluasi kelayakan E-Modul Statistika Fisika berbantuan MATLAB berbasis Flip PDF Professional pada topik kapasitas kalor zat padat dan teori radiasi benda hitam. Pengembangan ini menggunakan model 4D (Define, Design, Develop, dan Disseminate) yang terdiri dari empat tahap utama: pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan diseminasi. Pada tahap pendefinisian, analisis kebutuhan, analisis kurikulum, dan analisis karakteristik mahasiswa dilakukan untuk menentukan fondasi pengembangan e-modul. Tahap perancangan meliputi penataan konten, perancangan antarmuka, dan pengintegrasian simulasi MATLAB untuk memvisualisasikan konsep-konsep dalam fisika statistika. Pada tahap pengembangan, produk e-modul awal dibuat dan divalidasi oleh ahli materi dan media. Hasil validasi menunjukkan bahwa e-modul sangat layak dengan skor kelayakan rata-rata (misalnya, 90,5%). Pada tahap diseminasi, uji coba terbatas dilakukan kepada mahasiswa pendidikan fisika, dan hasilnya menunjukkan bahwa e-modul praktis dan menarik sebagai media pembelajaran mandiri .