https://journal.unucirebon.ac.id/index.php/jpe/issue/feed Jurnal Penaeus Edu 2025-11-18T03:47:16+00:00 Admin Jurnal Penaeus Edu nurazizah.nasution@unucirebon.ac.id Open Journal Systems <p>Jurnal Penaeus Edu (JPE) adalah jurnal yang diterbitkan oleh <strong>Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon </strong>yang mencakup bidang perikanan baik itu mengenai bahan baku, pengolahan, maupun prosesnya.</p> https://journal.unucirebon.ac.id/index.php/jpe/article/view/1525 Preformulasi Serbuk Fe3+ (Besi) Dengan Pelarut Yang Berbeda Dan Mikroenkapsulasi Minyak Ikan Dengan Jenis Penyalut Yang Berbeda 2025-10-14T02:08:12+00:00 Nur Azizah Nasution nstnurazizah@gmail.com <p>Mikroenkapsulasi merupakan proses pelapisan atau penyalutan suatu partikel bahan inti dengan suatu polimer agar memiliki sifat fisik dan kimia yang sesuai. Mikroenkapsulasi terdiri atas dua bahan utama yaitu bahan inti dan bahan penyalut. enkapsulasi adalah metode penting untuk melindungi bahan volatile, bahan yang reaktif secara kimia atau bahan yang mengandung komponen yang sensitive terhadap pemanasan dan adanya bahan kimia. Tujuan dari praktikum ini adalah menentukan ukuran partikel serbuk Fe<sup>3+</sup> dan mengetahui ketebalan serta diameter bahan penyalut dari minyak ikan sebagai bahan inti dan larutan kasein dan karagenan sebagai bahan dinding (penyalut). Tahapan kerja meliputi penentuan ukuran partikel serbuk Fe<sup>3+</sup> dan mikroenkapsulasi minyak ikan. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan pelarut HCl dapat memperkecil ukuran partikel serbuk Fe<sup>3+</sup>. Berdasarkan kelarutan partikel, permukaan serbuk Fe<sup>3+</sup> yang dilarutkan dengan menggunakan aquades memiliki ukuran partikel relatif besar, tidak beraturan. Permukaan serbuk Fe<sup>3+</sup> yang dilarutkan dengan menggunakan HCl memiliki ukuran partikel yang relatif kecil, beraturan. Permukaan serbuk Fe<sup>3+</sup> yang dilarutkan dengan menggunakan KOH memiliki ukuran partikel yang sedang dan tidak beraturan. Pada mikroenkasuplasi minyak ikan dengan berbagai jenis penyalut, yang menghasilkan diameter terkecil yaitu pada penyalut gabungan kasein dan karagenan pada menit ke 15 dengan rata-rata diameter sebesar 0,144 mm.</p> 2025-10-14T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Penaeus Edu https://journal.unucirebon.ac.id/index.php/jpe/article/view/1526 Pengolahan Bakso Ikan Lele (Clarias batrachus) Dengan Penambahan Pengawet Kitosan Pada Konsentrasi Yang Berbeda 2025-10-14T02:15:44+00:00 Nopan Mohamad Sofyan teninovianti.83@gmail.com Teni Novianti teninovianti.83@gmail.com Nurul Ekawati teninovianti.83@gmail.com Lusia Cipto Astuti teninovianti.83@gmail.com <p>Pengolahan perikanan merupakan upaya untuk memanfaatkan ikan agar dapat digunakan semaksimal mungkin sebagai bahan pangan. Produk olahan ikan merupakan salah satu produk yang diminati masyarakat luas karena mengandung gizi yang dibutuhkan bagi kesehatan, tetapi produk olahan ikan yang tidak mengalami perubahan baik rasa bentuk atau aroma akan kurang diminati konsumen. Produk olahan bakso merupakan produk makanan yang berasal dari campuran daging cincang dengan tepung atau pati dengan penambahan bumbu san bahan tambahan lain yang diijinkan. Pada proses pembuatan bakso, seringkali ditambah dengan bahan penggunaan nitrit dapat membahayakan dan bersifat toksik bagi tubuh. Oleh karena itu diperlukan bahan alami yang dapat berperan sebagai pengawet, salah satunya adalah kitosan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi penambahan kitosan terhadap umur simpan bakso ikan lele. Penelitian ini&nbsp; dengan 4 variasi konsentrasi penambahan kitosan yaitu 0 ml, 1,5 ml, 3 ml dan 5 ml dengan&nbsp; lama penyimpanan selama 3 hari. Berdasarkan hasil penelitian, variasi penyimpanan dan konsentrasi kitosan sangat berpengaruh pada warna dan tekstur. Perlakuan penambahan kitosan dapat memperpanjang umur simpan bakso pada suhu ruang hingga 2 hari, dengan konsentrasi kitosan yang optimal dan tidak terlalu mempengaruhi warna tampilan, kekenyalan, aroma, rasa serta telah melewati proses uji hedonik takaran yang tepat untuk bakso Ikan Lele adalah sebesar 3 ml.</p> 2025-10-14T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Penaeus Edu https://journal.unucirebon.ac.id/index.php/jpe/article/view/1527 Ekomorfologi Kepiting Bakau (Scylla serrata) Dan Kepiting Laut (Scylla oceanica) Di Kawasan Segara Anakan Cilacap 2025-10-14T02:27:04+00:00 Sunarto nartosdp@gmail.com <p>Populasi kepiting di Perairan Mangrove Segara Anakan mempunyai habitat yang berbeda, yaitu pada perairan terbuka dan habitat hutan mangrove. Secara visual perbedaan kepiting bakau pada kedua habitat tersebut diduga disebabkan karena adanya pengaruh genetik dan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kepiting laut (panjang dan lebar) dari <em>S. serrata</em> dan <em>S. Oceanica</em> di Segara Anakan, Cilacap. Jumlah sampel adalah 120 spesimen, terdiri dari 60 <em>S. Serrata</em> dan 60 S<em>. Oceanica</em>. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Sampel diambil dari nelayan di Desa Ujung Gagak. Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji t. Sebelum diuji, data ditransformasikan secara terbalik menjadi distribusi normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepiting laut <em>S. Oceanica</em> lebih pendek tetapi lebih lebar dibandingkan dengan <em>S. Serrata</em>, namun tidak berbeda secara statistik.</p> 2025-10-14T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Penaeus Edu https://journal.unucirebon.ac.id/index.php/jpe/article/view/1528 Pengujian Kualitas Dan Kuantitas Ikan Segar Beserta Produk Olahannya Dengan Metode DNA 2025-10-14T02:34:44+00:00 Nur Azizah Nasution nstnurazizah@gmail.com Hadi Syahputra hadiputrake2@gmail.com <p>Produk olahan perikanan adalah hasil diversifikasi ikan menjadi berbagai produk yang memiliki nilai jual lebih tinggi, tahan lama, dan bernilai gizi tinggi, seperti&nbsp;bakso dan chikuwa. Ikan yang digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan produk olahan harus jelas spesiesnya sehingga tidak terjerat dalam<em> mislabeling, wholesomeness, dan economic frauds</em>. Salah satu cara yang tepat dan efektif dalam mengidentifikasi ikan yang sudah diolah didalam produk adalah dengan identifikasi DNA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui uji kuantitas pada produk olahan ikan, mengetahui uji kualitas pada produk olahan ikan, mengetahui perbandingan metode isolasi terbaik. Hasil yang diperoleh yaitu metode Isolasi DNA CTAB merupakan metode yang paling sensitif karena menghasilkan kermurnian DNA terbaik, sedangkan metode Kit Qiagen merupakan metode yang paling cepat dan mudah.</p> 2025-10-14T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Penaeus Edu https://journal.unucirebon.ac.id/index.php/jpe/article/view/1530 Analisis Hubungan Variasi Kerapatan, Model Penanaman Mangrove Dan Kualitas Air Pada Tambak Silvofishery Daerah Losarang Indramayu Dan Muarareja Tegal 2025-10-14T02:43:58+00:00 Sunarto nartosdp@gmail.com <p>Analisis Korelasi Kerapatan, Variasi Model Penanaman Mangrove, dan Kualitas Air di Tambak Silvofishery Losarang Indramayu dan Muarareja Tegal" telah dilakukan pada Mei-November 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kualitas air pada model silvofishery dan variasi kerapatan untuk budidaya ikan bandeng, memilih sistem silvofishery terbaik untuk budidaya bandeng, serta korelasi antara kerapatan mangrove dengan kualitas air. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan rancangan acak kelompok dan stratified random sampling. Sampel diambil dari 24 tambak, yang terdiri dari 12 tambak di Losarang dan 12 tambak di Muarareja. Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji F, LSD, dan uji korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter kualitas air yang dipengaruhi oleh kerapatan mangrove adalah COD, pH, dan amonia, sementara model penanaman mangrove memengaruhi suhu, kekeruhan, BOD, COD, P-Total, dan kelimpahan plankton. Kualitas air di tambak silvofishery Losarang relatif lebih baik dibandingkan dengan yang di Muarareja. Pada tambak silvofishery di Losarang, korelasi kualitas air dengan kerapatan mangrove yang signifikan adalah pada parameter amonia. Sementara pada tambak silvofishery di Muarareja, korelasi signifikan terlihat pada parameter salinitas, N-Total, dan P-Total.</p> 2025-10-14T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Penaeus Edu https://journal.unucirebon.ac.id/index.php/jpe/article/view/1650 Karakterisasi Mutu Bekasam Ikan Sepat Toakang (Helostoma temminckii) Dengan Penambahan Sumber Karbohidrat Berbeda 2025-11-07T17:28:46+00:00 Meutia Mollynda meutiamollyuk@gmail.com <p>Bekasam adalah metode pengawetan ikan melalui proses fermentasi yang melibatkan bahan utama berupa ikan, garam sebagai pengawet, dan beras sebagai penyedia karbohidrat. Campuran ini kemudian ditempatkan dalam wadah tertutup kedap udara, seperti toples, dan dibiarkan selama beberapa hari hingga fermentasi selesai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak variasi jenis sumber karbohidrat berbasis beras terhadap kualitas kimiawi dan sensorik pada bekasam ikan sepat toakang (<em>Helostoma temminckii</em>). Pendekatan yang digunakan adalah eksperimen berbasis Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan konsentrasi sumber karbohidrat sebesar 50% dari bobot ikan. Perlakuan yang diuji mencakup empat varian, yaitu beras sangrai, nasi biasa, kerak nasi, dan tepung beras, masing-masing dengan tiga kali pengulangan. Aspek yang diamati meliputi kadar protein, kadar lemak, nilai pH, serta tingkat kelembaban. Hasil menunjukkan bahwa pemberian berbagai jenis sumber karbohidrat memberikan pengaruh nyata terhadap kualitas kimia dan sensorik bekasam ikan sepat toakang. Perlakuan terbaik diperoleh dari nasi sangrai, yang menghasilkan kadar protein 16,12%, kadar lemak 6,86%, kadar air 68,83%, serta penilaian warna yang seragam dan optimal, disertai aroma khas bekasam yang kuat dan menonjol. Secara keseluruhan, mutu bekasam ikan sepat toakang ini telah sesuai dengan standar Teknologi Kepala Perikanan Indonesia (TKPI) dan layak untuk dikonsumsi.</p> 2025-11-07T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Penaeus Edu https://journal.unucirebon.ac.id/index.php/jpe/article/view/1705 Survei Tingkat Pengetahuan Dan Minat Pemuda Desa Klangenan, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon Terhadap Kegiatan Budidaya Perikanan 2025-11-18T03:47:16+00:00 Fajar Hidayaturohman fajar.hidayaturohman@unucirebon.ac.id <p>Sektor budidaya perikanan memiliki peran strategis dalam mendukung ketahanan pangan dan perekonomian nasional, namun keterlibatan generasi muda dalam sektor ini masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat pengetahuan dan minat pemuda Desa Klangenan, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon terhadap kegiatan budidaya perikanan sebagai dasar penyusunan strategi pemberdayaan yang tepat. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan populasi seluruh anggota Karang Taruna Lestari sebanyak 45 orang yang ditetapkan sebagai sampel melalui teknik sampling jenuh. Pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup berskala Likert yang mencakup variabel pengetahuan dan minat terhadap budidaya perikanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pemuda mengenai aspek teknis budidaya perikanan berada pada kategori rendah, yang tercermin dari minimnya pengalaman pelatihan maupun keterlibatan langsung dalam kegiatan budidaya. Sebaliknya, tingkat minat pemuda terhadap budidaya perikanan berada pada kategori tinggi, ditandai dengan adanya ketertarikan untuk belajar, mengikuti pelatihan, serta kesiapan untuk mencoba usaha budidaya ikan. Temuan ini mengindikasikan adanya kesenjangan antara minat dan pengetahuan yang perlu ditangani secara sistematis melalui program pelatihan, pendampingan, serta dukungan sarana dan permodalan.</p> 2025-11-18T00:00:00+00:00 Hak Cipta (c) 2025 Jurnal Penaeus Edu